Selasa, 20 November 2012


PENTINGNYA PEMBELAJARAN KOMPUTER PADA AUD
Sebagaimana kita ketahui zaman sekarang adalah zaman yang canggih dan modern yang sudahnya banyaknya penemuaan baru tentang teknologi yang memudahkan kita untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan juga pekerjaan yang susah menjadi ringan.seperti adanya komputer pada saat ini sangat membantu orang dalam mengerjakan tugas,dimana orang tidak susah-susah lagi menulis menggunakan pena dalm menulis atau membuat laporan,surat dan lain-lain.
Setiap tahun sesuai dengan perubahan dan perkembangan zaman teknologi semakin berkembang dan semakin ada saja yang baru yang lebih canggih,maka dari hal ini juga kita harus mengikuti perkembangan zaman,jadi kita disini dalam dunia pendidikan harus mengikuti kemajuan teknologi agar anak-anak didik tidak kitinggalan dan juga untuk menyiapkan diri anak agar anak bisa menyesuaikan diri.
Didalam pendidikan AUD dini kita harus sudah mengenalkan dan menggunakan alat-alat teknologi tersebut seperti komputer,dengan adanya pembelajaran yang mengguanakan kompter pada AUD maka sebagai seorang guru dengan adanyapembelajaran komputer pada AUD selain mengenalkan mereka dengan teknologi juga pembelajaran komputer ini sangat berguna dan bermaanfaat agi anak karena dengan bermain komputer berbagai aspek perkembangan ank dapat berkembang seperti berkembangnya motorik anak,perkembangan bahasa,dan banyak lagi yang berkembang.akan tetapi dalam pembelajaran komputer pada anak usia dini perlu adanya bimbingan dan pengawasan dari seorang guru dan juga harus adanya petunjuk dari orang yang lebih dewasa atau orang yang bisa membantu anak tersebut dalam bermain,karena disini anak di  suruh bermain dengan menggunakan komputer akan tetapi anak seumpamanya di suruh menggambar,bermain game,dan juga yang lainnya.
Dalam pembelajaran komputer ini anak akan merasa senang dan tidak akan merasa bosan hal ini di sebabkan karena anak merasa bebas memainkan komputer seperti anak di suruh menggambar dengan menggunakan komputer maka di sini kita membiarkan dan memberikan kebebasan  kepada anak maka dengan hal ini dapat membuat anak mengeluarkan  idenya,dan juga denagan belajar menggambar dengan menggunakan komputer ini juga dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak yaitu:
·         Berkembangnya kognitif anak  dimana anak disini akan berpikir bagaimana caranya agar dia dapat menggambar dengan baik dan juga anak akan menggingat kembali apa-apa pengalaman yang menarik di sini anak akan menceritakan lewat gambaran walaupun gambaran itu tak bagus.
·         Berkembangnya bahasa anak,dimana dalam pembelajaran komputer pada AUD dapat mengembangkan bahasa anak melalui menggambar dengan mengguanak komputer,dimana disini sebagai seorang guru hendaknya menanyakan kepada anak  apa alasannya dia menngambar dari apa yang sudah dia kerjakan,jadi disni anak disuruh menceritakan tentang gambar yang sudah ia buat tersebut.jadi disini bahasa anak akan berkembang dan juga dapat melatih,dan memancing anak untuk berbicara sehingga anak tidak merasa malu-malu.
·         Berkembangnya seni anak,belajar dengan menggunakan komputer ini juga dapat mengembangkan seni  dimana anak mampu dan memilih warna-warna yang menarik serta yang cerah jadi sini anak akan merasa senang menggunakan dan memilih warna sehinnga dengan mewarnai tersebut akan membuat akan lebih indah gambar tersebut.
·         Berkembangnya motorik anak,di sini anak bermain komputer juga dapat mengembangkan motorik anak seperti kelincahan anak dalam memegang mouse dan kelincahannya tersebut dapat melatih dan membuat agar tangannya lincah dalam menggerakkan mouse.
     Sebagai seorang guru agar anak-anak didik tersebut tidak ketinggalan dalam menggunakan teknologi jadi kita perlu mengenalkannya dri kecil yaitu dapat juga di lalui dalam pembelajaran seperti dalam PAUD contonhya kita mengajarkan komputer,dengan hal tersebut maka anak akan merasa senang dengan belajar dan juga tidak merasa bosan.dimana koputer  juga merupakan Sebagai Alat Bantu dalam Pembelajaran.Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran.
Prinsip pembelajaran ini menggunakan komputer sebagai alat bantu menyampaikan pelajaran kepada user secara interaktif. Perubahan metode pembelajaran dan pengajaran telah menyebabkan alat yang digunakan menjadi meluas, misalnya: video, audio, slide dan film di sini sebagai seorang pendidik AUD komputer sangat berguna dalam pendidikan AUD karena dapat membantu dalam proses pembelajaran seperti untuk  menunjukkan audio,video pada AUD  kita perlu komputer.     `          
CAI yaitu penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar anak. CAI juga bermacam-macam bentuknya bergantung kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games), mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio yang dianimasikan.
Penggunaan Komputer dalam Kegiatan Pembelajaran adalah sebagai berikut:
1        Untuk Tujuan pengembangan kognitif anak
Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan.di mana dengan hal ini dapat mengembangkan kognitif anak karena dengan berbagai video yang di perlihatkan kepada anak maka anak dapat berpikir dan rasa ingin tahu akan mucul pertanyaan dengan apa yang di lihanya.
2        Untuk Tujuan  mengembangkan Psikomotor anak
Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya maka dengan melihat gambar tayangan atau pun video tersebut maka anak tersebut akan menirukan gerakan apa yang sedang ia lihat dari video tersebut sehingga psikomotor anak akan berkembang.
3        Untuk Tujuan Afektif
Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan klip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer untuk menayangkan gambar tersebut.
Keistimewaan pemakaian komputer dalam proses pembelajaran (Muhamad Ikhsan, 2006) ..
·         Bisa digunakan kapan saja (tidak terbatas waktu) dan bisa digunakan dimana saja (tidak terbatas ruang).
·         Hilangkan rasa malu takut adapu bagi ank yang pemalu disini dapat kita bantu belajar komputer dengan perorangan agar anak-anak tidak malu bertanay apa bila anak-anak tidak bisa memainkan komputer tersebut.
·         Kemudian diikuti dengan sejumlah pertanyaan kepada anak tentang apa yang sedang di maiankan oleh anak maka disini dapat mengembnagkan bahasa anak agar memancing anak untuk berbicara.
Adapun pembelajaran komputer yang melalui “game” yang di ajarkan sekaligus dapat berperan sebagai motivator,pendekatan motivasi de bedakan antara lain sebagi berikut:
·         Motivasi intrinsik: disini ada reward seperti “point” misalnya, anak menyenangi permainan tersebut sehingga sebagai seorang guru memberi anak reward agar mereka lebih semangat bermain game tersebut dan juga guru harus membiarkan anak bermain sesuai keinginannya.
·         motivasi ekstrinsik : ada reward dari luar, misalnya uang, atau “point”  di sini kita memberikan reward seperti hadiah apa saja agar anak lebih semangat bisa juga dengan” point” dengan adanya reward ini dapat membuat anak bisa lebih senang akan tetapi di sisni juga kita harus memberi reward kepada anak yang lainnya agar mereka tidak terjadi kecemburuaan di antara mereka.
Menimbulkan motivasi intrinsik harus ada tiga hal:
·         Challenge : Goal dari permainan harus jelas. Selain itu hasil/konsekwensi yang dapat dicapai akibat dari aksi/response pemain sulit untuk diterka semacam ada unsur luck. Tidak diketahui cara/strategi yg paling optimal.

·         Fantasy : Adanya situasi permainan yang merangsang munculnya imaginasi pemain.

·         Curiosity : Ada unsur yang “baru” (novelty) bagi pemain, akan jangan terlalu banyak hal “barunya” sebab akan menyebabkan permainan sukar dimengerti.
Suatu konsep atau keadaan yang akan dieksplorasi proses perubahan atau terjadinya. anak akan diberikan sejumlah variabel (beserta parameternya) yang dapat di mainkan/manipulasi untuk menimbulkan keadaan tertentu. Asumsi dasar dari proses belajar disini adalah melalui percobaannya anak  di suruh memainkan komputer  agar dia bisa langsung merasakan dan berpikir apa yang ia mainkan akan tetapi butuh bimbingan dari pendidik.
Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap proses perubahan dapat secara langsung dimainkan, atau di manipulasi siswa sehingga ia dapat melihat langsung bagaimana pengaruh setiap variabel itu.Umumnya anakakan lebih termotivasi menjalankan simulasi karena anak mempunyai rasa ingintahu yang tinggi.

















ANALISANYA:

PENDIDIKAN KARAKTER


                                          Pendidikan karakter Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui    oleh anak usia dini.
           Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
 Tujuan utama untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
 Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
            Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
1. Infant (0-1 tahun)
2.Toddler (2-3 tahun)
3 Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
4 Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
                Raudatul Athfal (disingkat RA) jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal, di bawah pengelolaan Departemen Agama.RA setara dengan Taman Kanak-kanak (TK), dimana kurikulumnya ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Di Indonesia, menempuh pendidikan TK/RA tidaklah wajib.aman Kanak-kanak (disingkat TK) jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya tergantung pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester.
 Secara umum untuk lulus dari tingkat program di TK selama 2 (dua) tahun, yaitu:
• TK 0 (nol) Kecil (TK kecil) selama 1 (satu) tahun
• TK 0 (nol) Besar (TK besar) selama 1 (satu) tahun
Umur rata-rata minimal kanak-kanak mula dapat belajar di sebuah Taman Kanak-kanak berkisar 4-5 tahun sedangkan umur rata-rata untuk lulus dari TK berkisar 6-7 tahun. Setelah lulus dari TK, atau pendidikan formal dan pendidikan nonformal lainnya yang sederajat, murid kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi diatasnya yaitu Sekolah Dasar atau yang sederajat.



pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya tergantung pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Secara umum untuk lulus dari tingkat program di TK selama 2 (dua) tahun, yaitu:
• TK 0 (nol) Kecil (TK kecil) selama 1 (satu) tahun
• TK 0 (nol) Besar (TK besar) selama 1 (satu) tahun
 Umur rata-rata minimal kanak-kanak mula dapat belajar di sebuah Taman Kanak-kanak berkisar 4-5 tahun sedangkan umur rata- rata untuk lulus dari TK berkisar 6-7 tahun. Setelah lulus dari TK, atau pendidikan formal dan pendidikan nonformal lainnya yang sederajat, murid kemudian melanjutkan ke jenjang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
            Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
. Tujuan utama untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh   dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
• Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
• Infant (0-1 tahun)
• Toddler (2-3 tahun)
• Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
• Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahuRaudatul Athfal (disingkat RA) jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal, di bawah pengelolaan Departemen Agama
RA setara dengan Taman Kanak-kanak (TK), dimana kurikulumnya ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Di Indonesia, menempuh pendidikan TK/RA tidaklah wajib.
aman Kanak-kanak (disingkat TK) jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal.
AUD AWAL KUALITAS ANAK MENYONGSONG MASA DEPAN.

                Pada Undang-Undang Khusus yang mengatur tentang anak yaitu dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pada pasal 53 ayat (1): Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga tidak mampu, anak telantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.

              Implikasi undang-undang itu adalah anak dari keluarga tidak mampu akan mendapatkan biaya pendidikan secara cuma-cuma dari pemerintah. Permasalahannya, bagaimana pemerintah menyosialisasikan dan membuat masyarakat mudah mengaksesnya.

              Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sedang digalakkan di berbagai tempat di wilayah Indonesia. Pendidikan anak memang harus dimulai sejak dini, agar anak bisa mengembangkan potensinya secara optimal. Anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi lebih mandiri, disiplin, dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal.

             Itulah yang saya alami sebagai guru Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah yang setara dengan sekolah dasar di ujung UTara Kabupaten Magelang karena kebetulan saya mengampu kelas satu.Siswa yang sebelumnya memperoleh PAUD akan sangat berbeda dengan siswa yang sama sekali tidak tersentuh PAUD baik informal maupun nonformal. Ibarat jalan masuk menuju pendidikan dasar, PAUD memuluskan jalan itu sehingga anak menjadi lebih mandiri, lebih disiplin, dan lebih mudah mengembangkan kecerdasan majemuk anak.

             Fenomena yang terjadi di Kabupaten Magelang mulai tahun ajaran baru 2007-2008 pemerintah memperbolehkan anak masuk SD tanpa melalui TK. Anjuran tersebut harus dipertimbangkan lagi jika pemerintah ingin menyukseskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Dari hasil observasi di beberapa MI dan SD, tingkat drop out siswa SD yang tidak melalui TK lebih tinggi daripada siswa yang melalui TK. Pemerintah harus memikirkan akibat yang ditimbulkan.
           Pentingnya pendidikan tidak hanya untuk disuarakan dan disyiarkan melalui kalimat dan jargon, namun perlu langkah nyata dalam kehidupan kita. Realisasi keberadaan anasir-anasir pendukung terhadap tercapainya suatu tuntutan terhadap pentingnya pendidikan harus segera dilakukan. Kebijakan-kebijakan dalam sistem pendidikan harus memenuhi unsur aktualitas dan berdaya guna. Konsep pendidikan sepanjang hayat menjadi panduan dalam meninggikan harkat dan martabat manusia dengan pendidikan, termasuk manusia Indonesia. Anak-anak bangsa ini tak boleh tertinggal dengan bangsa lainnya di dunia, oleh karena itu pendidikan sejak dini harus ditanamkan kepada mereka.

Salah satu kebijakan pemerintah disektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sehingga anak-anak Indonesia tidak hanya mengenal pendidikan saat masuk sekolah dasar, tetapi telah lebih dulu dibina diPAUD tersebut, sebagaimana tertulis pada pasal 28 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

              PAUD berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Salah satu jalur terselenggaranya PAUD adalah jalur pendidikan nonformal. PAUD jalur pendidikan nonformal adalah pendidikan yang melaksanakan program pembelajaran secara fleksibel sebagai upaya pembinaan dan pengembangan anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilaksanakan melalui Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, dan bentuk lain yang sederajat. Taman Penitipan Anak selanjutnya disingkat TPA adalah salah satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program kesejahteraan sosial, program pengasuhan anak, dan program pendidikan anak sejak lahir sampai berusia enam tahun. Bentuk lain yang sederajat dengan TPA dan KB, antara lain Taman Bermain, Taman Balita, dan Taman Pendidikan Anak Sholeh (TAPAS), dan PAUD yang diintegrasikan dengan progam layanan yang telah ada seperti Posyandu, dan Bina Keluarga Balita.

             Penyelenggaraan PAUD nonformal tentu saja mempunyai arti dan manfaat yang tidak sedikit. Suatu konsep pendidikan yang dilaksanakan oleh sebagian besarnya adalah masyarakat dan diperuntukkan bagi anak usia sebelum pendidikan dasar, sungguh merupakan hal yang luar biasa. Oleh karena itu usaha untuk mendorong bentuk-bentuk PAUD non formal harus terus menjadi perhatian kita semua, khususnya pemerintah. Penyaluran dana pendidikan yang terus bergerak naik di APBN, harus pula menyentuh PAUD nonformal ini. Meski kegiatan ini telah ada sekian lama, namun tetap harus mendapat perhatian serius sehingga semakin berkembang. Untuk lebih menggairahkan tumbuh berkembangnya PAUD nonformal ini, akan lebih baik jika pengangkatan guru PAUD lebih ditingkatkan. Selama ini, pengelolaan PAUD nonformal masih kurang profesional, terutama pada pembina atau gurunya, sehingga sangat dibutuhkan guru yang mempunyai kompetensi dan sertifikasi sebagai guru PAUD nonformal. Demikian pula terhadap kepedulian masyarakat terhadap keberadaan PAUD nonformal, harus mendapat dukungan yang tinggi dari pemerintah.
 PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM

Dan orang-orang yang berkata : “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari isteri-isteri kami dan keturunan kami kesenangan hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
( QS. Al-Furqan : 74 )
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dan elemen kekuatan adalah kekuatan ekonomi, militer, teknologi dan kebudayaan. Namun, yang terpenting dari ini semua adalah kekuatan manusia, karena manusia adalah sendi yang menjadipusat segala elemen kekuatan lainnya. Tak mungkin senjata dapat dimanfaatkan, meskipun canggih, bila tidak ada orang yang ahli dan pandai menggunakannya. Kekayaan, meskipun melimpah, akan menjadi mubadzir tanpa ada orang yang mengatur dan mendaya-gunakannya untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat.
           Dari titik tolak ini, kita dapati segala bangsa menaruh perhatian terhadap pembentukan individu, pengembangan sumber daya manusia dan pembinaan warga secara khusus agar mereka menjadi orang yang berkarya untuk bangsa dan berkhidmat kepada tanah air.
Sepatutnya umat Islam memperhatikan pendidikan anak dan pembinaan individu untuk mencapai predikat “umat terbaik”, sebagaimana dinyatakan Allah ‘Azza Wa lalla dalam firman-Nya:
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dariyang munkar… “. (Surah Ali Imran : 110).
Dan agar mereka membebaskan diri dari jurang dalam yang mengurung diri mereka, sehingga keadaan mereka dengan umat lainnya seperti yang beritakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam :
“Hampir saja umat-umat itu mengerumuni kalian bagaikan orang-orang yang sedang makan berkerumun disekitar nampan.”. Ada seorang yang bertanya: “Apakah karena kita berjumlah sedikit pada masa itu?” Jawab beliau: “Bahkan kalian pada masa itu berjumlah banyak, akan tetapi kalian bagaikan buih air bah. Allah niscaya mencabut dari hati musuh kalian rasa takut kepada kalian, dan menanamkan rasa kelemahan dalam dada kalian”. Seorang bertanya: “Ya Rasulullah, apakah maksud kelemahan itu?” Jawab beliau: “Yaitu cinta kepada dunia dan enggan mati”.
            
PERANAN KELUARGA DALAM ISLAM
            Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun non-Islam. Karerena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupanya (usia pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sudahnya.
Dari sini, keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat. Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama
               Children Learn What They live”(Dorothy Law Nolte, Ph.D.)Pada dasarnya tidak ada sekolah untuk menjadi orang tua yang baik. Tapi percayalah, baik buruknya seorang anak tergantung dari apa yang dialaminya.Menurut istilah Psikologi bahwa pendidikan adalah proses menumbuhkembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran. Adanya kata pengajaran ini berarti ada suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang disebut dengan belajar.
mampu menempatkan posisinya sebagai hamba Allah SWT.

Adapun Ruang lingkup pendidikan secara garis besar dibagi menjadi 5, yaitu:
1. Pendidikan Keimanan
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya:”hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesengguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang nyata.” (Q.S 31:13)
Bagaimana cara mengenalkan Allah SWT dalam kehidupan anak?
• Menciptakan hubungan yang hangat dan harmonis (bukan memanjakan)
Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah laku positif.
Hadits Rasulullah : “cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka…:” (H.R Bukhari)
“Barang siapa mempunyai anak kecil, hendaklah ia turut berlaku kekanak-kanakkan kepadanya.” (H.R Ibnu Babawaih dan Ibnu Asakir)
• Menghadirkan sosok Allah melalui aktivitas rutin
Seperti ketika kita bersin katakan alhamdulillah. Ketika kita memberikan uang jajan katakan bahwa uang itu titipan Allah jadi harus dibelanjakan dengan baik seperti beli roti.
• Memanfaatkan momen religius
Seperti Sholat bersama, tarawih bersama di bulan ramadhan, tadarus, buka shaum bareng.
• Memberi kesan positif tentang Allah dan kenalkan sifat-sifat baik Allah
Jangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
• Beri teladan
Anak akan bersikap baik jika orang tuanya bersikap baik karena anak menjadikan orang tua model atau contoh bagi kehidupannya.
“hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S 61:2-3)

ANALISANYA:
Dari artikel di atas dapat di simpulkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang di berikan kepada anak sejak lahr sampai dengan usia enam tahun yang diberikan rangsangan kepada anak agar dia  memiliki kesiapan untuk memasuki  jenjang pendidkan yang selanjutnya.dalam pendidikan anak usia dini ini .
Ada dua tujuan pendidikan ank usia dini yaitu:
·         untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa
·         Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah
 Untuk membentuk karater dan kepribadian anak usia dini tidak hanya  guru sekolah saja yang berperan dalam mengembangkan hal tersebut agar bisa tercapai secara optimal dari aspek-aspek uperkembangan akan tetapi harus bekerja sama  antara pihak sekolah dan orang tua.
Pada Undang-Undang Khusus yang mengatur tentang anak yaitu dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pada pasal 53 ayat (1): Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga tidak mampu, anak telantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.
               Implikasi undang-undang itu adalah anak dari keluarga tidak mampu akan mendapatkan biaya pendidikan secara cuma-cuma dari pemerintah. Permasalahannya, bagaimana pemerintah menyosialisasikan dan membuat masyarakat mudah mengaksesnya.
baik buruk suatu tingkah laku seorang ank itu di tentukan dari  bagai mana pendidikan yang di lakukan sejak usia dini,maka dari itu pendidikan pendidikan karakter dari kecil sangat menentukan tingkah laku dan kepribadian anak tersebut.dalam mendidik anak sejak kecil adalah kewajiban sebagai sebagai orang tua,apa oran kali sehingga motorik tubuh akan terbiasa dan terlatih dengan hal ini.
             Kedisiplinan akan tumbuh dan bertambah sesuai dengan pertumbuhan anak, sehingga mampu untuk mengontrol tuntutan dan kebutuhannya pada masa mendatang.
 Hendaklah kedua orangtua harus  menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya,karena apabila orang tuanya berpelakuan baik maka anak akan mengikuti orang tua menjadi orang yang berprilaku baik.
Yaitu dengan menetapi manhaj Islam dalam perilaku mereka secara umum dan dalam pergaulannya dengan anak secara khusus. Jangan mengira karena anak masih kecil dan tidak mengerti apa yang tejadi di sekitarnya, sehingga kedua orangtua melakukan tindakan-tindakan yang salah di hadapannya. Ini mempunyai pengaruh yang besar sekali pada pribadi anak. “Karena kemampuan anak untuk menangkap, dengan sadar atau tidak, adalah besar sekali. Terkadang melebihi apa yang kita duga. Sementara kita melihatnya sebagai makhluk kecil yang tidak tahu dan tidak Periode pertama dalam kehidupan anak (usia enam tahun pertama) merupakan periode yang amat kritis dan paling penting.
Jadi untuk membentuk karakter anak di mulai dari pemdidikan yang dari kecil dan hal itu dimulai dari lingkungan keluarga,sebagaiman sebagai orangtua berilah pendidikan yang semaksimal mungkin agar anak tersebut bisa menjadi yang yang bisa menjadi yang bisa berguna dan bermanfaat bagi bangsa dan negara serta berbakti bagi orang tua hal tersebut bisa hal tersebut akan terwujud harus adanya pendidikan yang lebih membingbing anak dan membiasakan anak denagn hal-hal yang baik agar mereka besar nanti bisa terbiasa.

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

Profesi Kependidikan - Adm. Keuangan Sekolah & Husemas
Adm. Keuangan Sekolah & Husemas
A.    Administrasi Keuangan Sekolah
1. Pengertian
Dalam arti luas pengelolaan keuangan sekolah mencakup kegiatan perencanaan, pengunaan, pencatatan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan sekolah yang sudah dialokasikan untuk pembiayaan kegiatan sekolah selama periode tertentu, misalnya untuk satu tahun ajaran.
Komponen keuangan sekolah merupakan ketatausahaan dan tindakan keuangan meliputi pencatatan data, perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggung jawaban keuangan. Keuangan merupakan faktor penting untuk melakukan kegiatan hal ini sukar sekali dibayangkan pelaksanaan kegiatan tersebut tanpa uang. Namun dibalik itu, mengadakan uang untuk melaksanakan kegiatan itupun tidak mudah. Oleh karena itu pengadministrasian keuangan sangat perlu demi tercapainya efektifitas dan efesiensi

2. Perencanaan Keuangan Sekolah
Pada awal tahun ajaran baru, kepala sekolah telah menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), dengan melalui beberapa tahap penyusunan :
• Penetapan tujuan
• Penjabaran tujuan dalam program pendidikan
• Penentuan SDM dan material yang berimplementasi program-program pendidikan
• Pembuatan perkiraan anggaran belanja dengan teliti

Penbuatan anggaran belanja sekolah mencakup kegiatan melakukan analisis terhadap pengeluaran dan pendapatan. Pengeluaran biaya sekolah meliputi aspek :
• Pengawasan umum
• Pengajaran
• Pelayanan bantuan
• Pemeliharaan gedung
• Operasi
• Pengeluaran tetap, jasa utang

3. Penggunaan Keuangan Sekolah
Pengaturan penggunaan dan pembukaan keuangan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang dan semuanya harus melalui proses dan prosedur yang berlaku. Berkenaan dengan hal ini, Suetopo dan Suemanto (1982) menyatakan sebagai berikut :
• Sebaiknya orang yang memegang kas tidak sekaligus memegang pembukuan
• Setelah uang diterima harus dilakukan dan ditulis sesuai dengan mata anggaran masing-masing
• Penggunaan uang harus ada bukti/dokumen berupa kwitansi/bukti lain yang sah
• Semua pengeluaran harus dibukukan
• Setiap dokumen yang dijadikan bukti pengeluaran harus diberi nomor, tanggal dan harus diketahui/diparaf oleh pejabat yang bertanggung jawab (kepala sekolah)
• Tiap halaman buku harus diberi huruf dan paraf oleh pemegang buku kas
• Kesalahan-kesalahan tidak bnoleh dihapus, tetapi harus digaris/dicoret baik-baik dan dibubuhkan paraf
• Buku kas dibuka dan ditutup tiap bulan
• Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan harus diadakan pengawasan yang kontinu
• Kepala sekolah mestinya menunjuk petugas yang menangani keuangan sekolah benar-benar memilki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang keuangan.
Penggunaan keuangan sekolah antara lain dapat mempedomani hal-hal berikut :
a.    Dana rutin dipergunakan sesuai dengan mata anggaran yang ditetapkan
b.    Dana BP3 dan dana dari sumber lainnya dapay digunakan untuk :
 Kegitan peningkatan mutu pendidikan
• Peningkatan kemampuan personil
• Supervisi pendidikan
• Evaluasi
 Kegiatan ekskul
• Usaha kesehatan sekolah (UKS)
• Pramuka
• Olahraga dan seni
 Bahan pengajaran/pratikum keterampilan
• Penambahan sarana pengajaran
• Pemanbahanbahan pratikum/perpustakaan/keterampilan
 Kesejahteraan personil sekolah
4. Pertanggung Jawab Keuangan Sekolah
Pertanggungjawaban keuangan sekolah harus diuraikan dengan jelas sumber keuangan, jumlah dana, rincian penggunaan dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah. Laporan pertanggungjawaban dapat disusun berdasarkan laporan keuangan bulanan, triwulan, atau semester. Ketidakjelasan pertanggungjawaban keuangan sekolah akan menambah anggapan negatif terhadap kepala sekolah dalam hal penyelenggaraan sekolah yang tidak tertib.

Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan, perlu dialokasikan dana khusus, yang antara lain untuk keperluan :
(1)    Kegiatan identifikasi input siswa,
(2)    Modifikasi kurikulum,
(3)    Insentif bagi tenaga kependidikan yang terlibat,
(4)    Pengadaan sarana-prasarana,
(5)    Pemberdayaan peranserta masyarakat, dan
(6)    Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan menganut asas pemisahan tugas antara fungsi : (1) Otorisator; (2) Ordonator; dan (3) Bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.
Kepala Sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai Otorisator dan dilimpahi fungsi Ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi Bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan Bendaharawan, di samping mempunyai fungsi-fungsi Bendaharawan, juga dilimpahi fungsi Ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.
5. Peranan Guru dalam Adm Keuangan Sekolah
B.    Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat
1.    Pengertian
Istilah hubungan dengan masyarakat dikemukakan kali pertama oleh presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson tahun 1807 dengan istilah Public Relations. Hingga saat ini pengertian hubungan dengan masyarakat itu sendiri belum mencapai suatu mufakat konvensional.
Adapun pengertian Humas yang lain antara lain :
1)    Menurut Glennand Denny Griswold (1966)
Humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan menyimpulkan sikap-sikap pubrik, menyelesaikan policy dan prosedur instansi atau organisasi dengan kepentingan umum, menjalankan suatu programi untuk mendapatkan pengertian dan dukungan masyarakat.
2)    Menurut Oemi Abdurrachman M.A (1971( Humas kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian goodwill, kepercayaan penghargaan publik sesuatu badan khusus dan masyarakat umum.
3)    Oemi Abdurrahman M.A
Rumusan ini dapat diartikan bahwa public relations adalah proses yang berjalan terus-menerus dengan mana manajer berusaha untuk memperoleh goodwill dan pengertian dan public dalam arti luas (para pegawai, langganan dan lain, ke dalam dengan jalan pengawasan diri (analisis) dan koreksi, keluar dengan jalan menggunakan segala bentuk pernyataan.
4) Menurut Ibnoe Syamsi (1967) Humas adalah kegiatan dengan masyarakat agar mereka mendukungnya dengan sadar dan sukarela.
5) Ibnoe Syamsi menyadur pendapat. Hooftman makna kegiatan Humas diterangkan sebagai berikut: Untuk mengembangkan opini publik yang positif terhadap sesuatu badan, publik harus diberi penerangan-penerangan yang lengkap dan obyektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga dengan demikian akan timbul pengertian darinya. Selain dari itu pendapat-pendapat dan saran-saran dari publik mengenai kebijaksanaan badan itu harus diperhatikan dan dihargai.
6) Menurut Drs. SK. Bonar (1977) Hubungan masyarakat menjalankan usahanya untuk mencapai hubungan yang harmonis antara sesuatu badan organisasi dengan masyarakat sekelilingnya.
7) Bonar juga mengutip pendapat Harlah and Scout sebagai berikut :
Jadi kurang lebih maksud pendapat ini ialah Humas pada dasarnya usaha-usaha kegiatan mencari keterangan-keterangan tentang apa yang disukai oleh masyarakat (orang lain) dan juga keteiangan-keterangan tentang apa yang tidak disukai oleh masyarakat (orang lain) untuk dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya.
Apabila kegiatan public relations (Humas) ini ditinjau dari segi beban tugasnya. DR. Hadari Nawawi (1981) menyebutkan bahwa beban tugas Humas adalah melakukan publisitas tentang kegiatan organisasi kerja yang patut diketahui oleh pihak luar secara luas. Kegiatannya dilakukan dengan menyebarluaskan informasi dan memberikan penerangan-penerangan untuk menciptakan pemahaman yang sebaik-baiknya di kalangan masyarakat luas mengenai tugas-tugas dan fungsi yang diemban organisasi kerja tersebut, termasuk juga mengenai kegiatan-kegiatan yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan berdasarkan volume dan beban kerjanya.
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
Pengertian administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja atau sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publik pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Humas sebagai penghubung dari pihak sekolah dengan masyarakat harus selalu dipelihara dengan baik karena sekolah akan selalu berhubungan dengan masyarakat, tidak bisa lepas darinya sebagai partner sekolah dalam mencapai kesuksesan sekolah itu sendiri. Prestise sekolah semakin tinggi di mata masyarakat jika sekolah mampu melahirkan peserta didik yang cerdas, berkepribadian dan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dalam memajukan masyarakat.
Sekolah harus selalu siap mengantarkan peserta didik terjun langsung ke masyarakat diantaranya dengan membekali peserta didik dengan pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan-ketrampilan khusus baik melalui kegiatan intra maupun ekstra.
Jadi bila kita tarik garis merah secara general , maka pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat adalah rangkaian kegiatan organisasi atau instansi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar organisasi tersebut, agar mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerja seara sadar dan sukarela.
2.    Tujuan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun dengan tujuan popularitas sekolah di mata masyarakat. Popularitas sekolah akan tinggi jika mampu menciptakan program-program sekolah yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dan cita-cita bersama dan dari program tersebut mampu melahirkan sosok–sosok individu yang mapan secara intelektual dan spiritual. Dengan popularitas ini sekolah eksis dan semakin maju. Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat diantaranya sebagai berikut:
• Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah situasi dan perkembangannya.
• Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan sekolah.
• Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antar warga sekolah sendiri.
Sedangkan menurut Mulyasa (2007: 50), tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
• memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik;
• memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat;
• menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
Tujuan husemas menurut Bent dan Konenberg memiliki tujuan sebagai berikut :
• to prevent misunderstanding
yaitu untuk mencegah kesalahpahaman masyarakat terhadap sekolah, sehingga terciptanya opini yang baik dari masyarakat tentang pendidikan umumnya dan sekolah khususnya.
• to secure financial support
adalah memperoleh sumbangan financial dan sumbangan material dari masyarakat
• to secure cooperation policy making
ialah menjalin kerja sama dalam pembuatan-pembuatan kebijaksanaan.
Manfaat dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menambah atau meningkatkan simpati masyarakat secara sadar dan sukarela yang dapat meningkatkan harga diri sekolah serta dukungan terhadap sekolah secar spiritual dan material atau finansial. Hal ini akan tampak sebagai berikut:
• Adanya saling pengertian antara sekolah dengan pihak luar.
• Adanya kegiatan yang membantu karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
• Adanya kerjasama yang erat dengan masing-masing pihak dan merasa ikut bertanggungjawab atas suksesnya usaha pihak lain.

3. Prinsip-prinsip
Adapun prinsip dari hubungan sekolah dengan masyarakat ini adalah :
a. Prinsip otoriter
b. Prinsip kesederhanaan
c. Prinsip sensitivitas
d. Prinsip kejujuran
e. Prinsip ketepatan
4. Proses Pengelolaan Husemas
Kemudian dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tugas-tugas pokok atau beban kerja Humas suatu organisasi/lembaga adalah :
1)    Memberikan informasi dan menyampaikan ide (gagasan) kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya. Menyebarluaskan informasi dan gagasan-gagasan itu agar diketahui maksud atau tujuan serta kegiatan-kegiatannya termasuk kemungkinan dipetik manfaatnya oleh pihak-pihak di luar organisasi.
2)    Membantu pemimpin yang karena tugas-iugasiwa tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
3)    Membantu pemimpin niempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat
 tertentu. Dengan demikian pemimpin selalu siap daiam memberikan bahan-bahan informasi yang terbaru.
4)    Membantu pemimpin dalam mengembangkan rencana dan kegiatan-kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat (public service) sebagai akibat dari komunikasi timbal balik dengan pihak luar, yang ternyata menumbuhkan harapan untuk penyempurnaan policy atau kegiatan yang telah dilakukan oleh organisasi.
Menurut Ibnoe Syamsi (1969) untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Humas yang efisien harus memperhatikan asas- asas tertentu sebagai berikut.
a.    Obyektif dan resmi
Semua informasi atau pemberitaan yang disampaikan kepada masyarakat harus merupakan su?ra resmi dari instansi/ lembaga yang bersangkutaa. Karena itu, informasi yang dikeluarkan tidak boleh bertentangan dengan kebijaksanaan yang diialankan. Ketelitian dan kontrol dari atasan/pemimpin dalam hal ini memegang peranan yang sangat penting guna menghindari informasi/pemberitaan yang tidak tepat dan dapat merugikan.
b.    Organisasi yang teitib dan berdisiplin
Humas hanya akan berfungsi bilamana tugas-tugas orga¬nisasi/lembaga berjalan secara lancar dan efektif serta memiliki hubungan kerja ke dalam dan ke luar organisasi yang efektif pula. Situasi itu memungkinkan informasi atau pemberitaan yang keluar tidak akan berbcda dengan kenyataan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
c. Informasi yang jelas
Harus bersifat mendorong timbulnya kemgirtar untuk ikut berpartisipasi atau ikut memberikan dukungan secara wajar dari masyarakat. Karena itu informasi atau pemberitaan tidak sekadar dilihat dari kepentingan organisasi, tetapi juga dari pihak penerima informasi.
d. Kontinuitas informasi
Humas harus berusaha agar masyarakat memperoleh informasi secara kontinu sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu informasi lisan dan tertulis dapat dilakukan secara berkala dan pada waktu-waktu tertentu. Dengan demikian pihak masyarakat akan memiliki gairiaran yang lengkap dan menyeluruh tentang keadaan dan masalah-masalah yang dihadapi organisas/lembaga.
e. Respons positif
Respon yang timbul di kalangan masyarakat umpan balik dari informasi yang disampaikan harus mendapat peraatian sepenuhnya. Respons masyarakat dapat berbentuk saran-saran, pendapat-pendapat, kritik-kritik, keluhan-keJshan, dan pemyataan-pernyataan. Semua respons itu harus during agar dapat dipergunakan untuk memperbaiki kegkian-kegiatan dalam rangka memenuhi harapan masyarakat. Seorang pemimpin tidak boleh takut atau menghindak dari respons masyarakat, terutama yang bersifat kritik-kritik Berdasar respons masyarakat inilah seorang pemimpin organisasi/lembaga dapat memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang mungkin semula belum terpikiran.
Jadi jelaslah Hahwa dalam public relations terdapat sessaru usaha untuk mewujudkan suatu hubungan yang harmonis asfara sesuatu badan (lembaga) dengan publiknya sehingga akan timbul opini pubhk yang menguntungkan bagi kehidupan badah tersebut.
Kemudian diatur pengelolaan dari hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu :
• Perencanaan program
Perencanaan program husemas memperhatikan dana yang tersedia, ciri masyarakat, daerah jangkauan, sarana atau media, dan teknik yang akan dilaksanakan dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat. Kalau perencanaan tidak memperhatikan hal-hal tersebut, dikhawatirkan kegiatan tersebut tidak mencapai sasaran yang diinginkan.
• Pengorganisasian
Pada dasarnya semua komponen sekolah adalah pelaksanaan husemas. Oleh karena itu, tugas-tugas mereka perlu dipahami dan ditata, sehingga penyelenggaraan husemas dapat berjalan efektif dan efisien.
• Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan husemas perlu diperhatikan koordinasi antara berbagai bagian dan kegiatan, dan di dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi.
• Evaluasi
Husemas dapat dievalausi melalui dua kriteria, yaitu :
 Efektivitas, yaitu sejauh apa tujuan tercapai
 Efisiensi, yaitu mengenai sumber dan potensi dengan baik.
5. Peranan Guru dalam Husemas
Adapun peranan guru dalam hubungan sekolah dengan masyarakat adalah :
 Membantu sekolah dalam teknik-teknik husemas
 Membuat dirinya lebih baik lagi dalam masyarakat
 Dalam melaksakan semua itu guru harus melaksanakan kode etiknya.




DAFTAR PUSTAKA

Dari situs : www.Duniaguru.com
Kartikawati, Etty. 1994. Materi Pokok Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas terbuka.
http://asharikeren.wordpress.com/2008/06/15/hubungan-sekolah-dengan-masyarakat/
http://id.shvoong.com/business-management/management/2025056-administrasi-keuangan sekolah-pengertian-manajemen/
http://www.rasadewa-
tp.com/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=86&Itemid=98
Soetjipto, Prof. Profesi Keguruan. Rineka Cipta. Jakarta. 2004