makalah
cara menstimulasi anak
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan
kajian dalam mata kuliah Antropobiologi makalah yang berjudul Stimulasi Awal
Untuk Bayi ini di tulis dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman tentang
bagaimana cara memberi stimulasi kepada anak .Selain itu juga karena memenuhi tugas dari mata kuliah
Antropobiologi.Untuk bekal sebagai seorang guru pendidikan anak usia dini maka
makalah ini juga dibutuhkan karena berkaitan dengan tahap-tahap memberikan
stimulasi pada anak.
B. TUJUAN
ü Memberikan pemahaman tentang
cara menstimulasi anak
ü Memberikan informasi kepada
si pembaca tentang stimulasi anak
ü Menambah wawasan si pembaca
tentang cara men stimulasi anak
C. RUMUSAN MASALAH
ü Stimulasi Awal untuk anak
ü Tahapan cara pemberian
stimulasi
ü Stimulasi kecerdasan multiple
PEMBAHASAN
I.
Kebutuhan
Stimulasi
Stimulasi adalah kegiatan
merangsang kemampuan dasar anak yang dilakukan oloeh lingkungan (
ayah,ibu,pengasuh,dan anggota keluarga yang lain untuk mempercepat tumbuh
kembang.Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan kelmbatan tumbuh kembang anak.
Melakukan stimulasi yang
memadai artinya merangsang otak anak sehingga perkembangan kemampuan garakan
kasar,garak halus,komunikasi pasif,komunikasi aktif,kecerdasan,menolong diri
sendiri dan tingkah laku social pada anak berlangsung secara optimal sesuai
tahapn usia anak.
Perkembangan
merupakan proses yang terjadi pada setiap mahkluk. Perkembangan anak meliputi
seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif dan psikososial.
Perkembangan fisik berkaitan dengan perkembangan gerakan motorik, yakni
perkembangan gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara saraf,
otak, otot, tulang dan lainnya.
Perkembangan
motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah
gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar seperti kemampuan duduk,
menendang, berlari, naik turun tangga daln lain-lain. Sedangkan perkembangan
motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang banyak
dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih, seperti memindahkan benda
dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menulis dan lain-lain.
Perkembangan motorik secara umum bergantung pada kematangan otot dan saraf.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik selain genetik, kondisi
pralahir, gizi dan kecerdasan juga stimulasi. Perkembangan kognitif adalah
perkembangan anak dalam mengembangkan kemampuan berfikir, seperti kemampuan
memecahkan masalah, mengingat, dan penguasaan bahasa. Perkembangan psikososial
adalah perkembangan yang berhubungan dengan perasaan atau emosi dan interaksi
anak dengan lingkungannya.
Pada manusia
terutama pada masa anak-anak, proses perkembangan terjadi sangat cepat. Tiga
tahun pertama dalam kehidupan anak-anak merupakan masa yang paling sensitif
karena masa tersebut dikaitkan dengan the golden age atau masa pesat
perkembangan otak. Pesatnya perkembangan otak dalam periode ini ditandai dengan
pertambahan berat otak dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya
seteleh akhir tahun ketiga. Oleh karena golden age merupakan
masa yang tepat untuk memberi bekal yang kuat pada anak serta menggali potensi
kecerdasan anak sebanyaknya. Dalam perkembangan anak, pemberian makanan
bergizi jelas sangat penting. Namun harus diperhatikan juga faktor emosi
(kasih sayang, rasa aman) dan stimulasi.
Stimulasi
adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi
baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari,
untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan,
pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus
kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan
yang menyenangkan bayi dan anak-anak. Stimulasi merupakan hal yang
penting dalam tumbuh kembang anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang
kurang kasih sayang dan kurang stimulasi akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya serta kesulitan dalam berinteraksi dengan orang
lain. Stimulasi yang diberikan pada anak selama tiga tahun pertama (golden age)
akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan otaknya dan
menjadi dasar pembentuk kehidupan yang akan datang. Semakin dini
stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin
banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas
sehingga perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak
anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia 3
tahun. Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi stimulasi maka jaringan otak
akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan
perkembangan anak menjadi terhambat. Dibawah disajikan grafik perkembangan
jaringan otak pada anak yang banyak stimulasi dan tanpa stimulasi.
II.
Stimulasi
Anak Usia 0-3 bulan
a.
Perkembangan
ank usia 0-3 bulan,anak senang :
Ø Menghisap,tidur,dan
mendengarkan suara orang yang ada sekitarnya
Ø Memandangi wajah,terutama
bagian mata
Ø Digendong dan dibuai
Ø Memandangi dan melambaikan
tangannya
Ø Anak senang tersebyum dan memberikan
senyuman
Ø Memasukan benda-benda kedalam
mulutnya
Ø Mendengarkan suaranya sendiri
b. Stimulasi yang harus
diberikan kepada anak :
Ø Sediakan tempat tidua yang
lembut dan nyaman
Ø Respon yang hangat ( tanggapi
dengan kasih sayang terhadap tangisannya )
Ø Pelukan dan buaian yang
disertai dengan kata yang lembut
Ø Sediakan mainan yang lembut
untuk dipegang dan digenggam
Ø Kesempatan untuk mengangkat
kepalanya dengan cara meletakkannya dalam posisi tengkurap
Ø Senyuman dan kata-kata yang
lemah lembut
Ø Mainan yang terbuat dari
karet dan bewarna cerah,serta aman
Ø Mainan yang berbunyi
Ø Gantungkan berbagai benda
disekitar tempat tidurnya
Ø Berikan kesempatan pada si
anak untuk mendengarkan music yang lembut.
Tangisan bayi
merupakan alat berkomunikasi yang tidak boleh di abaikan oleh ayah,ibu dan
saudara-saudaranya.hubungan dengan seluruh anggota keluarga akan meninggalkan
jejak yang tidak terhapuskan.
Gerakan anak
ditandai oleh refleks-refleks menghisap,menggenggam,menghentak dan reflex otot
leher.
III.
Stimulasi
Anak usia 3-6 bulan
a.
Perkembangan
anak usia 3-6 bulan :
Ø Mengangkat tubuhnya dan kedua
lengannya dalam posisi tengkurap
Ø Mengangkat kakinya kearah
wajahnya dan mmbuka gerakan –gerakan menendang
Ø Memukul-mukul air dengan
tangan dan kakinya ketika mandi
Ø Berguling
Ø Duduk dengan bantuan
Ø Berbaring telungkup,kepala
dan dada di angkat dan berusaha melihat sekelilingnya
Ø Menggigiti segala sesuatu
yang da di mulutnya
Ø Memasukan segala sesuatu ke
mulut
Ø Menjatuhkan atau melempar
sesuatu yang dipegangnya
b. Stimulasi yang harus
diberikan :
Ø Mainan baru seputar dari
barang-barang rumah seperti piring dan
gelas plastic
Ø Menyediakan berbagai benda
saat anak tengkurap
Ø Mainan gantungan yang dapat
di raih
Ø Mainan untuk ditendang
Ø Kerincingan untuk dimainkan
Ø Mainan yang bisa dimasukan ke
mulut
Ø Suara-suara orang dsekitarnya
IV.
Stimulasi
Anak usia 6-9 bulan
a.
Perkembangan
anak usia 6-9 bulan :
Ø Duduk tanpa bantuan
Ø Menggunakan jari dan ibu jari
bersama-sama untuk sebuah tujuan,seperti mengambil balok
Ø Menggigit dengan gigi
pertamanya
Ø Mendengarkan suara-suara
Ø Berputar
Ø Melihat kearah mainan yang
dijatuhkannya
Ø Memindahkan mainan dari satu
tangan ke tangan yang lain
Ø Merangkak sepanjang lantai
Ø Memandangi dirinya di kaca
b. Stimulasi yang diberikan :
Ø Berikan mainan di bak
mandinya
Ø Dengarkan suara music
anak-anak
Ø Sediakan benda-benda yang
bisa mengeluarkan suara-suara,seperti sendok dll.
Ø Sediakan sendok dan gelas
plastic pada saat makan dan menyuapinya,dorong dan biarkan anak makan sendiri.
Ø Sediakan sebuah cermin untuk
dirinya sendiri
Ø Beri kesempatan untuk anak
makan sendiri
Ø Buatkan mainan yang bisa
untuk di gigit oleh anak.
V.
Stimulasi
anak usia 9-12 bulan
a.
Perkembangan anak usia 9-12 bulan :
Ø Bermain tepuk silang
Ø Menarik tubuhnya ke posisi
berdiri
Ø Meeksplorasi lingkungan
tubuhnya
Ø Memegang dan mengamati mainan
atau benda dengan hati-hati
Ø Bermain berdampingan,tapi
belum dengan anak-anak lain
Ø Menguasai kemampuan motorik
baru
Ø Mencoba mendaki ketinggian
b. Stimulasi yang diberikan
kepada anak :
Ø Sediakan kain atau buku dari
kertas karton khusus untuknya
Ø Sediakan balok-balok atau
kotak-kotak kosong
Ø Berikan mainan yang bisa
bergerak
Ø Sebuah bola atau permainan
yang bisa berguling
Ø Perbanyak cerita yang
menyangkut tentang dirinya dan dunia disekelilingnya
Ø Pujian untuk berbagai keberhasilannya
Berbagai
kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam mengurus dan merawat anak dapat
menjadi sarana untuk memberikan beraneka jenis stimulasi untuk memicu
perkembangan otaknya. Stimulasi yang diberikan akan diterima oleh panca
indera dan selanjutnya akan disampaikan ke otak. Bagi otak maupun panca indera
anak yang belum mencapai tingkat perkembangan yang optimal, stimulasi tersebut
merupakan pelajaran baru. Hal ini akan memicu otak belajar, menganalisa,
memahami dan memberikan respon yang tepat terhadap stimulasi tersebut. Kegiatan
stimulasi meliputi berbagai kegiatan untuk merangsang perkembangan anak seperti
melatih gerakan, bicara, berpikir, mandiri serta bergaul. Stimulasi dapat
dilakukan oleh orang tua atau keluarga lainnya. Tujuan stimulasi yaitu
membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan
yang diharapkan.
Tabel 1. Contoh
Stimulasi Perkembangan Anak Berdasarkan Tahapan Usia
|
|
I
|
Bayi 0-1 bulan
|
|
1. Ketika
bayi rewel dipeluk dengan kasih saying
|
|
2. Meletakan
benda yang bergerak-gerak di atas bayi
|
|
3. Melatih
menelungkupkan bayi
|
|
4. Mengajak bayi tersenyum
|
II
|
Bayi 1-4 bulan
|
|
1. Bayi
dipeluk, dicium, dinyanyikan lagu dan dibuainya
|
|
2. Bayi
diajak bicara, menirukan gerak dan mimik bayi, diperdengarkan suara lainnya
|
|
3. Melatih
bayi membalik badan (ditelungkupkan)
|
|
4. Melatih
bayi mengenggam
|
III
|
Bayi 4-6 bulan
|
|
1. Melatih
bayi didudukan
|
|
2. Melatih
bayi menggunakan kedua tangan memegang benda
|
|
3. Melatih
bayi menirukan bunyi agar ditirukan
|
|
4. Melatih
bayi menirukan bunyi (main ci-luk-ba, da-da)
|
IV.
|
Bayi 6-9 bulan
|
|
1. Melatih
mengangkat bayi untuk berdiri
|
|
2. Melatih
bayi memasukan/mengeluarkan benda dari suatu wadah
|
|
3.
Memperlihatkan gambar dan menyebutkan namanya
|
|
4. Mengajak
bayi dengan cara/bentuk permainan bersama-sama
|
V.
|
Bayi 9-12 bulan
|
|
1. Melatih
bayi berjalan berdiri
|
|
2. Melatih
bayi menggelindingkan bola
|
|
3. Melatih
bayi corat-coret menggambar
|
|
4. Mengajak
bayi makan bersama keluarga
|
VI
|
Bayi 12-18 bulan
|
|
1. Malatih
anak naik turun tangga (rumah)
|
|
2. Bermain
melempar dan menangkap bola
|
|
3. Melatih
menunjuk dan menyebut bagian tubuh
|
|
4. Memberi
kesempatan anak melepas baju
|
VII
|
Bayi 18-24
bulan
|
|
1. Melatih
keseimbangan anak berdiri dengan satu kaki bergantian
|
|
2. Melatih
anak menggambar bulatan, segitiga
|
|
3. Melatih
anak mau menceritakan apa yang dilihatnya
|
|
4. Melatih
anak tentang kebersihan diri (buang air kecil/besar pada tempatnya)
|
|
5. Mengajak
anak bermain bola dan melompatnya
|
|
6. Mengajak
untuk ikut bernyanyi
|
VIII
|
Bayi 2-3
tahun
|
|
1, Melatih
anak berdiri dengan satu kaki
|
|
2. Melatih
anak menyusun balok
|
|
3. Melatih
anak mengenal bentuk benda dan warnanya
|
|
4. Melatih
anak tentang kebersihan diri seperti mencuci kaki, buang air kecil/besar di
toilet
|
|
5. Melatih
anak dibaju sendiri
|
|
6. Sering
mengajak anak keluar (tempat bermain, toko, kebun binatang, dll)
|
Berdasarkan
tabel di atas diketahui bahwa tahapan perkembangan anak berbeda-beda pada
setiap tahapan umur sehingga jenis stimulasi yang diberikan juga
berbeda-beda. Sebenarnya stimulasi pada anak sudah dapat dilakukan sejak
bayi lahir bahkan sejak dalam kandungan. Menyusui ASI merupakan salah
satu jenis stimulasi yang bisa diberikan pada bayi yang dapat merangsang indera
pengecap bayi. Jenis stimulasi lain yang dapat merangsang indera pengecap
bayi adalah pemberian makanan tambahan yang mulai diberikan pada usia 6 bulan.
Pada tabel dibawah ini disajikan contoh-contoh stimulasi yang harus dilakukan
sesuai dengan tahapan umurnya.
Stimulasi
sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan anak.
misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan,
menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan,
dan menjelang tidur. Semakin bervariasi rangsangan yang diterima maka
semakin kompleks hubungan antar sel-sel otak. Semakin sering dan teratur
rangsangan yang diterima, maka semakin kuat hubungan antar sel-sel otak
tersebut. Semakin kompleks dan kuat hubungan antar sel-sel otak, maka semakin
tinggi dan bervariasi kecerdasan anak di kemudian hari, bila dikembangkan terus
menerus, anak akan mempunyai banyak variasi kecerdasan (multiple inteligensia).
Stimulasi
harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh
dan anak-anak. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-terburu, memaksakan
kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/balita, atau
bayi-balita sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang
sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari akan memberikan rangsang
emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan
perbuatan pengasuh adalah merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan
ditiru oleh anak.
VI.
Stimulasi
Kecerdasan Multiple
Kecerdasan
multipel (multiple inteligensia) adalah berbagai jenis kecerdasan yang
dapat dikembangkan pada anak, antara lain verbal-linguistic (kemampuan
menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, diskusi, tulisan), logical–mathematical
(kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah),
visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic
(ketrampilan gerak, menari, olahraga), musical (kepekaan dan kemampuan
berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama), intrapersonal (kemampuan
memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan
menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan memahami dan
memanfaatkan lingkungan).
Tabel 2. Contoh Stimulasi Kecerdasan Multiple
|
|
I
|
Verbal-linguistic (kecerdasan berbahasa
verbal)
|
|
1. Diajak
bercakap-cakap
|
|
2. Dibacakan
buku cerita berulang-ulang
|
|
3. Menyanyi
lagu anak-anak
|
|
4. Dirangsang untuk berbicara dan bercerita
|
II
|
Logical–mathematical (kecerdasan logika-matematik)
|
|
1. Menyusun
balok
|
|
2. Merangkai
|
|
3. Menghitung
mainan
|
|
4. Main
Puzzle
|
|
5. Permainan
komputer
|
III
|
Visual spatial
(kecerdasan visual)
|
|
1. Mengamati
gambar, foto
|
|
2. Belajar
melipat dan menggambar
|
|
3. Bermain rumah-rumahan
|
|
4. Diajak
permainan komputer
|
IV.
|
Bodily-kinesthetic (kecerdasan gerak tubuh)
|
|
1. Belajar
berdiri satu kaki
|
|
2. Melatih
jongkok, membungkuk
|
|
3. Belajar
melompat, berlari, melempar, menangkap, menari
|
|
4. Mengajak
anak pada olah raga permainan
|
V.
|
Musical (kecerdasan musikal)
|
|
1. Mengajak
anak mendengarkan musik
|
|
2. Mengajak
anak bernyanyi
|
|
3. Memainkan
alat musik
|
|
4. Melatih
anak mengikuti nada dan irama
|
VI
|
Interpersonal (kecerdasan emosi inter-personal)
|
|
1. Mengajak anak
bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan muda
|
|
2. Melatih
anak untuk meminjamkan mainan
|
|
3. Mengajak
anak untuk bekerja sama membuat sesuatu
|
VII
|
Intrapersonal
(kecerdasan emosi intra-personal)
|
|
1. Mengajak
anak untuk menceritakan perasaannya
|
|
2. Melatih
anak untuk belajar mengungkapkan keinginan
|
|
3. Mengajak
ngobrol anak mengenai cita-cita
|
VIII
|
Naturalist (kecerdasan Naturalis)
|
|
1. Mengajak
anak untuk memelihara tanaman di pot
|
|
2. Memelihara
binatang
|
|
3. Wisata ke
hutan, pantai, sungai dan gunung
|
|
4. Mengamati
bulan, langit dan bintang
|
VII.
STIMULASI SESUAI KEMAMPUAN
Berikut beberapa perkembangan peniruan si kecil yang
dapat distimulasi sehingga tumbuh kembangnya makin optimal.
Suara dan Kata
Di usia 2 bulan
bayi sudah mampu meniru kata-kata walau sekadar berujar “u…u…u” atau “a…a…a.”
Sementara di usia 7 bulan, si kecil sudah bisa babbling atau mengucapkan
suku kata yang senada seperti “ma-ma-ma“ atau “da-da-da”. Kemampuannya
kian bertambah saat 11 bulan. Saat ini bayi sudah bisa menirukan kata berunsur
konsonan-vokal dengan lebih bervariasi, seperti “ka-ka”, “mi-mi”, “bo-bo”, dan
sebagainya.
* Stimulus:
Penting
diketahui bayi suka meniru suara yang didengarnya. Jadi rajin-rajinlah untuk
mengajaknya bercakap-cakap. Saat memandikan, misalnya, berbincang-bincanglah
tentang apa yang tengah kita lakukan, “Mama mau gosok tangan Adek. Angkat
tangan Adek seperti ini, ya.” Semakin banyak kata yang dikenalkan pada bayi,
akan semakin banyak yang tersimpan dalam memorinya. Saat kemampuan bicaranya
sudah semakin baik, si kecil tinggal membuka memori yang pernah disimpannya di
masa bayi ini.
* Yang perlu
dicermati:
Saat berbicara
dengan bayi, hindari bahasa/kata yang dicadel-cadelkan. “Cayang mau cucu
ya?” (padahal maksudnya “Sayang mau susu ya?”) Bila bayi terbiasa mendengar
kata yang tidak benar kelak dia akan mengatakannya seperti apa yang kita
ucapkan. Repotnya, kelak kita harus membetulkan kesalahan anak tersebut bukan?
Gerakan Motorik
Pada usia 8
bulan, bayi sudah dapat mengangkat-angkat tangan. Sebulan kemudian, ia mampu
melambaikan tangan serta melakukan gerakan kiss by. Sementara umur 10
bulan, kecakapannya bertambah dengan bertepuk tangan.
* Stimulus:
Saat kita ingin
si kecil mengikuti suatu gerakan, sesuaikan dengan kemampuan motorik yang ia
miliki. Di usia 8 bulan, umpamanya, ia bisa diminta mengikuti contoh gerakan
tangan ke atas dan ke bawah. Tapi jangan mengharapnya bisa meniru gerakan
bertepuk tangan karena kesanggupannya belum sampai di situ. Berikut beberapa
rangsangan lain yang bisa diberikan:
- Gerakkan jari
jemari kita di udara untuk ditirunya. Stimulus ini berguna untuk merangsang
keterampilan motorik halus anak agar ia kelak terampil dalam memegang
benda-benda kecil, seperti pensil, pena, gelas, sendok-garpu, dan sebagainya.
- Kala
menginjak 9-10 bulan, si kecil bisa diajak melakukan gerakan “mata genit” (beri
contoh dengan menyipitkan/mengedipkan mata kita). Rangsangan seperti ini juga
akan bermanfaat bagi pertumbuhan saraf-saraf di bagian kelopak matanya.
* Yang perlu
dicermati:
Selain beberapa
manfaat tadi, stimulasi-stimulasi semacam ini juga dapat mengembangkan
kemampuan indra peraba serta inteligensinya. Gerakan meniru menaikkan dan menurunkan
mainan, umpamanya, memungkinkan bayi merasakan permukaan yang kasar/halus dari
mainan yang dipegangnya.
Peniruan Ekspresi Emosi
Bayi 9 bulan
sudah bisa menirukan ekspresi senang, marah, lucu, dan lainnya. Ini berkaitan
dengan pertumbuhan emosinya yang sudah berkembang dan pembelajaran dari
lingkungan terdekat, seperti orang tua, pengasuh, kakak, nenek/kakek dan
lainnya.
* Stimulasi:
Walau ia belum
memahami apa itu senang, sedih, jengkel dan sebagainya, tapi melatih ekspresi
emosinya tetap perlu. Cara paling sederhana adalah dengan selalu menunjukkan
senyum dan tawa saat berhadapan dengannya.
* Yang perlu
dicermati:
Sebagai
manusia, wajar bila kita merasa sedih, jengkel atau marah. Namun sebaiknya
jangan terlalu sering menampakkan emosi-emosi negatif pada si kecil. Bukankah
ia sudah pandai meniru? Jadi kalau seorang ibu mudah mencucurkan air mata, si
kecil pun bisa tumbuh menjadi anak yang cengeng. Begitu juga, bila emosi orang
tua kerap meledak-ledak. Tak menutup kemungkinan karakter si kecil pun akan
seperti itu nantinya. Intinya, bayi perlu belajar pentingnya kestabilan emosi.
Jadi boleh saja, kita menunjuk wajah jengkel sekali-kali. Tapi tetap harus
diimbangi dengan senyum dan tawa.
Peniruan Objek
Sejak usia 7
bulan bayi sanggup meniru perilaku orang-orang di sekelilingnya. Untuk itu,
beri ia lebih banyak kebebasan untuk melakukan berbagai gerakan lewat
perilaku-perilaku yang kita contohkan.
* Stimulasi:
Salah satu
permainan yang bisa dicoba adalah menaruh bola ke dalam keranjang. Bayi 7 bulanan
tengah menggandrungi kegiatan seperti ini. Sekitar usia 8-12 bulan, si kecil
mulai bisa melakukan hal yang lebih kompleks, seperti memencet-mencet tombol keyboard
komputer.
* Yang perlu
dicermati:
Pilih mainan
atau objek yang menarik dari segi warna, corak, bentuk, maupun bunyi. Rasa
ketertarikan akan membuat bayi mau menyentuh, mengambil, dan memegang
benda/mainan tersebut sehingga stimulasi dapat berjalan lebih optimal.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa banyak yang dapat kita
lakukan untuk merangsang tumbuh kembang anak salah satunya dengan
stimulasi-stimulasi yang sudah dijabarkan seperti uraian di atas berdasarkan
tingkatan usia anak.Selain stimulasi yang merangsang sonsor-motorik anak,ada
pula stimulasi yang dapat merangsang otak anak yang disebut dengan Stimulasi
kecerdasan multiple. Sangat perlu diperhatikan bahwa tumbuh kembang anak sangat
perlu diperhatikan agar anak berkembang dengan baik dan seimbang.
B. Saran
DAFTAR
PUSTKA
Pendidikan
Nasional Departemen,Penggunaan dan Pembuatan APE (Alat Permainan
Edukatif),Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Dan Pemuda
BKKBN,Pengasuhan
Dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak,Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional,Jakarta 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar