PEMBELAJARAN DI
TK
1.Prinsip Belajar
a.Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan serta
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang
yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya.
Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan
kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan
di dalam proses belajar.
2. Prinsip - Prinsip Belajar Secara Umum
Ada
delapan prisip belajar secara umum diantaranya yaitu :
1.
Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi
di dalam diri si pelajar yang diaktifkan oleh individu itu sendiri. Proses
belajar dikontrol oleh si pelajar sendiri dan bukan oleh si pengajar. Perubahan
persepsi pengetahuan, sikap, dan perilaku adalah suatu produk manusia itu
sendiri, bukan kekuatan yang dipaksakan kepada individu. Belajar bukan berarti
melakukan apa yang dikatakan atau yang diperbuat oleh pengajar saja tetapi
suatu proses perubahan yang unik di dalam diri si pelajar sendiri. Oleh karena
itu mengajar bukan berarti memaksakan sesuatu terhadap si pelajar tetapi
menciptakan iklim atau suasana sehingga si pelajar mau melakukan dengan kemauan
sendiri apa yang dikehendaki oleh si pengajar.
2.
Belajar adalah penemuan diri sendiri. Hal ini
berarti bahwa belajar adalah proses penggalian ide-ide yang berhubungan dengan
diri sendiri dan masyarakat sehingga pelajar dapat menentukan kebutuhan dan
tujuan yang akan dicapai. Untuk itu segala sesuatu yang relevan bagi pelajar
harus ditemukan oleh pelajar itu sendiri.
3.
Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman.
Seseorang menjadi bertanggung jawab ketika ia diserahi tanggung jawab. Ia
menjadi atau dapat berdiri sendiri bila ia mempunyai pengalaman dan pernah
berdiri sendiri. Manusia tidak akan mengubah perilakunya hanya karena seseorang
mengatakan kepadanya untuk mengubahnya. Untuk belajar yang efektif tidak cukup
jika hanya dengan memberikan informasi saja, tetapi kepada pelajar tersebut
perlu diberikan pengalaman.
4.
Belajar adalah proses kerja sama dan
kolaborasi. Kerja sama akan memperkuat proses belajar. Manusia pada hakikatnya
senang saling bergantung dan saling membantu. Dengan kerja sama, saling
berinteraksi dan berdiskusi, di samping memperoleh pengalaman dari orang lain
juga dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran dan daya kreasi individu.
5.
Belajar adalah proses evolusi, bukan revolusi
karena perubahan perilaku memerlukan waktu dan kesabaran. Perubahan perilaku
adalah suatu proses yang lama karena memerlukan pemikiran-pemikiran dan pertimbangan
orang lain, contoh, dan mungkin pengalaman sebelum menerima atau berprilaku
baru. Bagaimanapun menguntungkannya bagi dirinya, belajar akan selalu dirasakan
sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan dan sangat mengganggu. Untuk itu dalam
mengajar hasilnya tidak dapat diperoleh dengan segera dan tidak boleh
tergesa-gesa tetapi memerlukan kesabaran dan ketekunan.
6.
Belajar
kadang-kadang merupakan suatu proses yang menyakitkan karena menghendaki
perubahan kebiasaan yang sangat menyenangkan dan sangat berharga bagi dirinya,
bahkan mungkin harus melepaskan sesuatu yang menjadi jalan hidup atau pegangan
hidupnya. Untuk itu dalam memperkenalkan hal-hal baru yang menghendaki
seseorang berprilaku baru sebaiknya dilakukan tidak secara drastis dan radikal.
Harus berhati-hati dan sedikit demi sedikit sehingga individu mau meninggalkan
perilaku lama dengan senang hati, tidak menyakitkan hati, dan tidak menimbulkan
frustasi
.
7.
Belajar adalah proses emosional dan
intelektual. Belajar dipengaruhi oleh keadaan individu atau si pelajar secara
keseluruhan. Belajar bukan hanya proses intelektual tetapi emosi juga turut
menentukan. Oleh karena itu hasil belajar sangat ditentukan situasi psikologis
individu pada saat belajar. Bila seseorang sedang dalam keadaan kalut, murung,
frustasi, konflik, dan tidak puas, maka jangan dibawa ke dalam suatu proses
belajar.
8.
Belajar
bersifat individual dan unik. Setiap orang mempunyai gaya belajar dan keunikan
sendiri dalam belajar. Untuk itu pengajar harus menyediakan media belajar yang
bermacam-macam sehingga tiap individu dapat memperoleh pengalaman belajar
sesuai dengan keunikan dan gaya masing-masing.
Dari prinsip di atas sudah mencakup situasi proses belajar yang menguntungkan, yang mana mempunyai ciri-ciri komunikasi yang bebas dan terbuka, konfrontasi penerimaan, respek, diakuinya hak untuksalah, kerja sama kolaborasi, saling mengevaluasi, keterlibatan tiap individu, aktif, kepercayaan, dan lainnya.
Dalam melaksanakan pembelajaran di TK perlu memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.
Bermain Sambil Belajar dan Belajar
Seraya Bermain
Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan cara yang
paling baik untuk mengembangkan kemampuan sesuai kompetensi yang ditetapkan
dalam kurikulum.
2.
Pembelajaran Berorientasi pada
Perkembangan Anak
Anak TK memiliki karakteristik perkembangan fisik dan psikologis
yang khas, yang mencakup aspek Moral & Nilai-nilai Agama, Kognitif, Sosial,
Emosional & Kemandirian, Fisik/motorik, Berbahasa dan Seni.
3.
PembelajaranBerorientasi pada
KebutuhanAnak.
Anak membutuhkan stimulasi untuk membantu pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikis secara optimal. Oleh sebab itu, pembelajaran di TK
dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut
4.
Pembelajaran Berpusat Pada Anak
Pembelajaran di TK hendaknya menempatkan anak sebagai subjek
pendidikan. Oleh karena itu, semua kegiatan pembelajaran diarahkan atau
berpusat pada anak. Dalam pembelajaran yang berpusat pada anak, anak diberi
kesempatan untuk menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan aktif melakukan
atau mengalami sendiri. Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
5. Pembelajaran
Menggunakan Pendekatan Tematik
Pembelajaran di TK menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai sarana
atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak, menyatukan isi
kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan kata anak,
dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Tema dipilih berdasarkan prinsip kedekatan,
kesederhanaan, kemenarikan, dan keinsidentalan.
6.
Kegiatan Pembelajaran yang PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
Guru hendaknya mampu menciptakan kegiatan-kegiatan yang menarik,
yang membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis,
kreatif, dalam suasana yang menyenangkan.
7.
Pembelajaran Mengembangkan
Kecakapan Hidup
Pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup.
Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu, baik melalui pembiasaan
maupun pengembangan kemampuan dasar.
8.
Pembelajaran Didukung oleh
Lingkungan Yang Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus menarik dan menyenangkan anak,
dengan memperkirakan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain.
Penataan ruang kelas disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam
bermain agar anak dapat berinteraksi secara optimal dengan guru dan anak lain.
Pembelajaran hendaknya memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial budaya.s
9.
Pembelajaran yang Demokratis
Pembelajaran yang demokratis memungkinkan terjadinya interaksi
yang optimal antara guru dengan anak didik dan antara anak dengan anak untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Guru dan anak-anak sama-sama berkepentingan untuk
menciptakan suasana belajar. Oleh sebab itu, guru hendaknya selalu memberi
kesempatan kepada anak kepada anak untuk aktif memberikan reaksi dan memberi
tanggapan tanpa merasa takut.
10. Pembelajaran
yang Bermakna
Merupakan suatu proses pembelajaran yang efektif dan membawa
pengaruh perubahan terhadap tingkah laku anak didik dalam mencapai kompetensi
atau tujuan yang telah dirumuskan. Sehubungan dengan itu maka guru dalam
mengelola kegiatan pembelajaran hendaknya mampu mengembangkan pola interaksi
antara berbagai pihak yang terlibat didalamnya
Adapun prinsip tambahan yaitu :
1. Kedekatan
2. Kemenarikan
Perlunya
menumbuhkan minat dan antusiasme siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru,
aneh, kontradiktif atau kompleks. Diharapkan siswa memiliki kepekaan indra
untuk merespon (jika siswa merespon dengan baik maka guru telah berhasil
menarik daya pikir imajinasi anak ). Contoh : suasana kelas diubah menjadi
hutan belantara yang gelap, lampu dimatikan beberapa dekorasi kelas disulap
menjadi pohon-pohon. Siswa diharuskan membawa senter, tas ransel dan makanan.
Alangkah bagusnya lagi jika diiringi dengan suara2 seperti air yang mengalir,
suara harimau, suara monyet dll
3. Kesederhanaan
Sarana
prasarana yang digunakan untuk proses pembelajaran tidak perlu memakan biaya
yang sangat banyak, contoh : Untuk membuat latar hutan di kelas, guru bisa
membuat beberapa pohon dari karton, beberapa lembar kain yang dijuntaikan
(sebagai akar), atau bahkan langsung memindahkan pot-pot tanaman kedalam kelas
sebagai deskripsi dari hutan. Untuk suasana gelap guru bisa mematikan lampu
kelas dan menutup jendela. Selain itu dramatisasi suara binatang dan air bisa
di dapat dari kaset.
4. Keinsidentilan
Pengajar mampu mengambil hikmah atas setiap
kejadian yang tiba-tiba terjadi dalam proses pembelajaran sehingga bisa menjadi
pelajaran yang berharga bagi siswa. Contoh : Ketika kamping di hutan ada anak
yang menangis karena gelap, kejadian insidentil ini harus cepat tanggap di
respons oleh guru dengan memberikan pengertian tentang gelap, memasukkan nilai2
agama, moral sehingga kepercayaan diri sang anak tumbuh dan dia berheni
menangis.
5. Kemandirian
Siswa diminta
untuk menunjukkan penguasaan materi terhadap pengalaman yang telah dialaminya,
contoh : Setelah acara kamping di kelas selesai diadakan, siswa diminta untuk
menggambar hutan berdasarkan imaginasi dan informasi yang didapatinya ketika
berpetualang bersama guru dan teman-temannya tadi.
II.
Asas-Asas
Pembelajaran di TK
1. Asas
Apersepsi
Kegiatan
mental anak dalam mengolah hasil belajar dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman
yang telah dimiliki sebelumnya. Oleh sebab itu, pembelajaran yang dilakukan
guru hendaknya memperhatikan pengetahuan dan pengalaman awal agar anak bisa
mencapai hasil belajar secara optimal.
2. Asas
Kekongkritan
Melalui
interaksi dengan obyek-obyek nyata dan pengalaman kongkrit, pembelajaran perlu
menggunakan berbagai media dan sumber belajar agar apa yang dipelajari anak
menjadi lebih bermakna, misalnya menggunakan gambar binatang untuk mempelajari
binatang, membawa binatang (hidup) kedalam kelas, menggunakan audio visual
tentang banjir untuk mempelajari tentang air, dan lain-lain
3.
Asas Motivasi
Belajar akan
optimal jika anak memiliki dorongan untuk belajar. Oleh sebab itu pembelajaran
hendaknya dirancang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemauan anak. Misalnya.
Memberi penghargaan kepada anak yang berprestasi dengan pujian atau hadiah;
memajang setiap karya anak di kelas; lomba antar kelompok; melibatkan setiap
anak pada berbagai kegiatan lomba dan kegiatan TK; melakukan pekan unjuk
kemampuan anak
4. Asas
Kemandirian & Asas Kerjasama
Kemandirian
dan kerjasama merupakan upaya yang dimaksudkan untuk melatih anak dalam
memecahkan masalahnya serta mengembangkan keterampilan sosial . Oleh sebab itu,
pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan kemandirian dan
ketrampilan sosial anak, misalnya tata cara makan, menggosok gigi, memakai
baju, melepas dan memakai sepatu, buang air kecil dan buang air besar,
merapikan mainan setelah dipakai, dan lain-lain
5. Asas
Individualisasi
Karena setiap
anak itu bersifat unik, berbeda dengan anak yang lain, maka pembelajaran
hendaknya memperhatikan perbedaan individu, misalnya perbedaan latar belakang
keluarga, perbedaan kemampuan, perbedaan minat, perbedaan gaya belajar, dan
lain-lain agar anak mencapai hasil belajar secara optimal.
6. Asas
Korelasi & Asas Belajar Sepanjang Hayat
Korelasi
merupakan pengembangan aspek yang satu dengan aspek yang lain saling berkaitan,
dan berlangsung sepanjang hayat, dan anak belajar tidak hanya berlangsung di TK
tetapi sepanjang hayat anak. Sehingga diupayakan untuk membekali anak agar bisa
belajar sepanjang hayat dan mendorong anak selalu ingin dan berusaha kapanpun
dan dimanapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar